Sabtu, 13 Oktober 2018

Tidak Mempersalahkan Takdir

"Coba waktu itu masuk jurusan pendidikan"
"Kenapa dulu les X nya gak rajin sih"
"Dih kok gue putus ya dulu, padahal kan..."
"Ah coba kalau...."
dan andai-andai lainnya.

Kenapa tidak begini malah begitu. Hal-hal yang ternyata bikin sakit kepala. Hal-hal yang ternyata, ngapain sih mesti kepikiran hal-hal yang tidak dilakukan dulu?

Itu awalnya. 

---- ----- ----- ----- ----- 

Akhirnya:
Gue bilang salah jurusan, tapi jadi oustanding graduate. 
Gue bilang pengen lebih ambis les, tapi diajak konser jauh. 
Ketemu circle yang sangatsangat positive. Circle yang susah bikin move on. 

Oke.

Ada persepsi yang salah diawal. Ada momen pembelajaran yang gue tidak suka tapi ternyata baik buat gue. Hal-hal yang gue pernah kecam, ternyata baik untuk self improvement gue. Jadi suka bicara, jadi gak gentar mengutarakan pendapat, jadi Amanda yang lebih luwes sama lingkungan. 

Sebaik itu Tuhan bikin skenario sampai gue bahkan kalian ada dititik seperti sekarang. Dan setelah nabrak tembok /hehe gak juga sih/ perlu disadari kalau takdir tidak perlu dipermasalahkan. Kalau skenarionya sulit, tetap pasti bisa kita jalanin. Tetap ada jalan keluar. Tuhan gak akan  meninggalkan lu sendirian juga gitu. Pegangan terbaik buat kekuatan lu adalah ibadah jadi banyak-banyak berserah. 

Tidak mempersalahkan takdir. Jangan mempersalahkan takdir. Karna kita sudah sangat beruntung.

Biarin aja apa yang kita lakuin dulu jadi lelucon. Jadi hal yang gak perlu disesali. Toh sudah dijalani juga kan? udah berlalu, jadi ngapain juga masih 'coba dulu gue...' dan 'what if' lainnya. 

Lu sudah cukup beruntung, jadi kenapa masih mempersalahkan takdir?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar