Semakin gue menjauh dari dunia perkuliahan, gue semakin menyadari bahwa terlalu banyak aturan untuk menjadi orang yang diinginkan oleh orang lain. Seperti orang lain mengkonstruksikan diri kita untuk menjadi manusia seperti yang mereka inginkan.
Jadi sebenernya, kita secara gak langsung sedang diatur.
Gue pun menyadari penting gak pentingnya aturan.
Misalnya aturan gak boleh mencuri. Karna mencuri artinya mengambil hak milik orang lain. Belum lagi modusnya macam-macam. Di sisi lain, buat apa juga gitu ngambil hak orang lain? toh rezeki orang udah ada miliknya masing-masing. Jadi sebetulnya tanpa ada aturan, asal manusia benar-benar menggunakan akal dan hatinya, mencuri bisa gak akan pernah terjadi.
Aturan akan selalu dilanggar kalau aturan itu gak bisa memanusiakan manusia. Coba deh, apa arti dari aturan? Karna menurut gue, aturan bertujuan untuk menyadarkan manusia untuk melakukan hal baik, setidaknya buat diri dia sendiri. Bukan sekedar suruhan untuk melakukan A - B - C. Aturan yang dibentuk yang cuma berlandas suruhan, gak akan membuat manusia itu memahami inti dari aturan. Rules breaker bakal terus berkemban biak.
Misalnya polemik pake helm tapi orang-orang pada males pake helm, alasannya karena dekat. Terus ada aparat keamanan tuh lagi razia. Baru deh ribet helm pada dipake. Disini gue menyadari kalau aturan pakai helm saat berkendara tidak dipahami oleh sebagian manusia.
Aturan seperti ancaman: ketika manusia tersebut merasa terancam, barulah mengikuti aturan.
Aturan bukan sekedar bikin takut. Sebagai penyampai aturan, kita harus berhasil menyampaikan isi aturan ke orang lain. Bukan sekedar memerintah. Point-point ini yang gue pelajari waktu gue bekerja sebagai staff atau head cordinator.
Buat gue, gampang sih liat aturan gagal atau berhasil. Kalau aturan sekedar membuat orang takut, mengikuti aturannya karena takut, bagi gue eksistensi aturan itu gagal.
-----------------
Aturan itu ajakan, bukan suruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar