Kondisi A
Beberapa orang gue temukan lebih
senang berbicara di lingkungan keluarganya. Di rumah mereka punya tempat bicara
yang menyenangkan, jadi lebih terlihat aktif ketimbang di lingkungan luar
rumah.
Kondisi B
Beberapa orang gue temukan lebih
pendiam ketika di rumah. Sepi di dalam dan ramai di luar. Orang tuanya gak
mengenal sosok X ini sebagai sosok yang periang, tapi sebaliknya. Tapi buat
lingkungan sekolah atau teman sepermainannya, X adalah orang yang ramai. Bukan
si pendiam atau si tidak banyak ngomel.
Hal yang gue yakini adalah;
setiap orang punya hak untuk bicara, dimanapun, sesuai porsinya. Tapi gak semua
orang menggunakan porsi suaranya atau pendapatnya di semua tempat (padahal
punya porsi berpendapat). Kasusnya seperti cerita gue di atas.
Gue meyakini, periode gue ini
generasi Y atau gen Y. Generasi yang ketika mendapatkan A akan bertanya Mengapa
setelahnya.
Tapi, lagi-lagi, gak semua punya
kesempatan buat mengajukan pertanyaan ‘mengapa’. Sebagian memilih diam dan
sekedar menjalani.
Contoh kasusnya begini:
Lo disuruh merebus telur hingga
setengah matang.
Perilaku pertama adalah melakukan
sesuai perintah.
Perilaku kedua adalah bertanya
mengapa harus setengah matang.
Miris banget, di perilaku kedua
ini banyak orang yang tidak mendapatkan jawaban. Jadi ketika bertanya mengapa
dan memberikan penjelasan, maka orang yang memberikan perintah malah mengulang
suruhannya. Tidak mendengar bahkan tidak mau mendengar. Tentu akan berakhir
‘sekedar menjalani’.
Kondisi semacam ini masih sering
gue temukan, bahkan di sekitar gue. Bersyukurlah kalian dengan lingkungan yang
suportif dan mau mendengar, bukan sekedar ingin didengar aja.
Lewat kondisi semacam ini, buat
gue sendiri jadi pembelajaran untuk mau mendengar dan menghormati pendapat
orang, dimanapun, di lingkungan manapun. Hmmm gue sedikit muak dengan
superioritas yang gak dibarengi dengan etika kepemimpinan. Yang sering berakhir
dengan ‘hanya mau didengar’ dan kita cuma bergerak kaya robot sesuai majikan mencet
tombol apa, yang padahal kita punya hak buat bicara. Duh!
To you guys, yang pendapatnya
masih terpendam, masih kekubur, gak usah cemas. Kalau tempat bicara lo bukan di
tempat A, lo masih bisa menemukan tempat bicara di B, C, D hingga Z.
Gak bosen-bosen, gue bikin alarm
buat please SPEAK UP! Setidaknya mencoba untuk bicara. Mempertahankan diri
adalah hak manusia.
Selalu ada tempat buat
berpendapat. Find your places! If none, make your places!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar