TOLERANSY
Cerpen Bersambung
Ramadhan
Eps. 3
Dendy memang cukup berisik
menceritakan cerita pribadinya. Bahkan, dia sangat percaya untuk bicara pada
orang yang belum lama ia kenal. Termasuk perihal pria dekatnya. Cerita Dendy
sangat panjang, cerita dengan subjek yang sama setiap hari bahwa kisah cerita
keduanya tak tau berujung kemana. Penat dengan cerita monoton yang Dendy
ceritakan, siang itu gue memaksa Dendy mengakhiri hubungannya. Saran gue ini
dengan mudah diterima Dendy, ia langsung mengangguk dan menemui pria itu.
“Gue udah selesai”
“Semoga yang terbaik. Daripada
harus jalan terus tapi gak tau tujuan kan?” tambah gue dan Dendy langsung
mengiyakan.
Setelah keputusan besar Dendy,
gue cukup bersyukur karna nama itu hilang dari cerita Dendy. Hampir 5 hari
setelah keputusan itu, gue gak lagi mendengar Dendy harus berkeluh kesah
masalah pria itu. Bahkan ia tak lagi kebingungan. Rasanya Dendy sudah menemukan
jalan yang lain.
Harusnya siang ini Dendy dan gue
menemui Pa Togar di TU atas keperluan persyaratan beasiswa. Beasiswa Dendy, gue
hanya mengantar. Dan parahnya Dendy harus bolak-balik kamar mandi seharian ini
akibat diare berkepenjangan yang ia rasakan. Gue memutuskan pergi ke TU
mengambil beberapa persyaratan beasiswa milik Dendy karna deadline sudah di
depan mata.
“Ransy, ini berkas punya Dendy.
Tinggal minta tanda tangan terus bisa dikirim” tutur Pa Togar. Gue langsung
mengambil map coklat itu dan bergegas pergi.
“Kamu Ransy?”
Iya, gue gajadi pergi. Ada yang
manggil.
“Oh hai, ia. Kenapa ya?”
“Gue Tora”
“Oh oke. Tole kali ya?” jelas gue
sambil menerka-nerka pria yang berdiri di depan gue dengan seutas senyum
kakunya.
“Bisa bicara sebentar?” pinta
Tole. Gue tau arah pembicaraan ini akan kemana, selain masalah Dendy.
“Oke” singkat gue dan langsung
mengikuti Tole dari belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar