Minggu, 30 Desember 2018

The Ups and Downs in 2018

What's so special about celebrating new year?

---

Bukan mengarah ke selebrasi, tapi lebih jadi evaluasi diri. Lalu mulai mikir tahun depan mau berencana apa?

Tuhan kan Maha baik, jadi sebetulnya sebaik-baiknya selebrasi ya berdoa. 

Ternyata masih di kasih umur. Orang bilang legal age 21 tahun, tapi gue pribadi baru ngerasain jadi manusia pas umur 22 dan umur 22 gue dapetin di tahun 2018 ini. Kalau lo gimana?

Maksud gue merasakan 'jadi manusia' adalah gue mulai belajar memahami aturan-aturan baik yang dibuat dalam agama dan aturan sosial. Sebelumnya gue selalu percaya kalau semua orang itu baik, tapi aturan mainnya adalah: tidak semua orang baik, tapi kita harus tetap menjadi baik

Sebelumnya gue banyak berkelit sama apa yang Tuhan kasih, tapi aturan mainnya adalah : belum tentu mudah, tapi sebelum kesulitan datang, Allah sudah pasti menguatkan. 

Gue terus mempertahankan orang yang gue pikir baik buat gue, tapi aturan mainnya adalah: belajar melepaskan dan belajar menerima cinta yang Tuhan arahkan. 

Banyak hal-hal yang sebelumnya gue pegang teguh di tahun sebelum-sebelumnya yang kemudian justru melunak di akhir 2018. Bukan hopeless, bukan sama sekali. My dreams are still bigger than my height. Gue juga bilang kalau avatar gue itu badai. Jadi, kalau gue gak belajar mengendalikan itu, justru gue yang akan kesulitan. Terseok-seok dan menyakiti orang lain. Lalu gue percaya ini: Tuhan gak akan menunda ketentuanNya, jadi kalau gak terjadi dalam waktu dekat, pasti ada waktu lainnya. Pasti.

Jadi, tinggal berjuang aja.  
Kalau tidak sekarang, mungkin besok :) atau satu menit lagi?

Oh! nilai terbaik yang gue dapatkan di tahun 2018 adalah tentang memaknai kelahiran dan kematian. Gue menyaksikan kedua hal itu di tahun ini. Lalu gue semakin merasa kecil, semakin merasa gak punya apa-apa dan merasa harus selalu mensyukuri apapun yang Tuhan kasih. Bukan perkara besar atau kecilnya, tapi pesan apa yang Tuhan coba sampaikan melalui hal-hal yang diberikanNya buat gue.

Belajar untuk lebih banyak menunduk dan bersujud.

Belajar memahami afterlife. Gue gak pantes di surga tapi ga sanggup juga nerima kejamnya neraka. Huhu mashaAllah, semoga selalu ada hidayah untuk kita semua ya.

---

Kemudian di akhir 2018 justru gue merasakan beberapa hal berubah jadi mudah dan tenang. Tentu karna beberapa alasan, termasuk yang di atas.

Really thankful.
2018, for the ups and downs, pain and love, stay and leave, sweet and bitter.


Please welcome 'the year of ambition' : 2019


SOURCE PIC HERE



Tidak ada komentar:

Posting Komentar