Jumat, 09 Juni 2017

TOLERANSY - Eps.1

TOLERANSY
Cerpen Bersambung Ramadhan
Eps.1


From: Tora Sylvester Imanuel

Aku tau Tuhan baik. Misalnya dengan mengirimku ke tempat ini. Mempertemukanku dengan banyak buku, murah dan beberapa di antaranya gratis. Itu adalah nikmat Tuhan. Aku tau Tuhan akan selalu menyayangi hamba-Nya, sekalipun dilingkupi dosa dan kesalahan tapi cintanya tidak pernah usai.

Bapak orang Semarang. Asli. Setelah ada mutasi di kantor, Bapak dipindahkan ke kota ini. Sudah 10 tahun kami menetap dan logat jawa Bapak belum juga hilang. Ibu juga sama sibuknya dengan Bapak, setelah pindah ke sini Ibu memutuskan membuka toko kue. Berawal dari iseng hingga di depan rumah kami akhirnya dibangun cafe kecil. Nah, nikmat Tuhan memang luar biasa. Ibu yang paling sering menenami aku berdoa sebelum tidur, karna kadang Bapak pulang larut. Setidaknya ada mata yang terpejam untuk secara serius berbincang dengan Tuhan, mengucapkan terimakasih atas berkatNya.

“Tole!!!” teriak Ibu.
Tole? Oh, hai saya Tora Sylvester Imanuel.

“Tole!! Kesini sebentar tolong ambilin tepung di dalem lemari, tangan Ibu kotor nih” teriak ibu lagi.
Ah, baiklah. Saya akan buat klarifikasi sebentar sebelum berlanjut lebih jauh. Bapak, Ibu dan akhirnya merembet hingga keluarga lainnya selalu memanggil saya dengan sebutan Tole. Artinya sih lebih mudah jika diartikan sebagai anak laki-laki dalam bahasa Jawa. Tak ada lagi Tora, saya Tole.

“Woy Tole, basket gak lo!” teriak Jordy dari luar pagar.
Tambahan, akhirnya seluruh teman-teman saya melakukan hal yang serupa. Memanggil saya dengan nama Tole. Semakin hilang sudah nama Tora dari dalam kehidupan saya. Bahkan, saat seseorang dengan benar menyebut nama Tora, justru saya malah....

“Manggil saya, Mbak?”
“Loh, kamu Tora kan? Yang tadi antre itu kan atas nama Tora Sylvester Imanuel?” bingung si Mbak teller Bank.

Rasanya penting juga menggunakan tanda pengenal agar saya tidak melupakan nama asli yang Bapak dan Ibu sudah susah payah rancang  sebelum saya resmi dilahirkan. Betul bukan, orang bisa karna terbiasa. Awalnya sulit sekali menerima seluruh manusia di sekitar mulai memanggil saya dengan nama Tole, kemudian setelah terbiasa, rasanya semua yang tak bisa berubah menjadi bisa.
Hari ini saya Tole, besok saya Tole, tapi nanti ketika saya menikah saya Tora Sylvester Imanuel. Karna nama belakang istri saya nantinya bukan Tole.

“Mrs. Tole?”
“What? Who? Sorry?”

Tolong, jangan sampai hal semacam itu terjadi. Tora Sylvester Imanuel masih dipakai di kondisi tertentu. 


dari Tora untuk dirinya sendiri - Toleransy Eps. 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar