“Rahasia cinta Kaira”
Awal tahun 2010, disambut oleh musim hujan. Mentari seakan kejar-kejaran dengan awan saling menutupi dan mentari seakan belum puas dengan tugasnya untuk menyinari siang, pagi, bahkan petang nanti. Mentari terus berupaya menghentikan awan kelabu yang datang, yang sayanganya tak akan pernah dihentikan arah lajunya.
Aku berdiri di halte yang berjarak 50 km dari sekolahku. Tubuh mungilku seakan tak sanggup diterpa angina kencang yang datang, yang lumayan menusuk tubuh. Aku tegakkan tubuhku, mencoba membersihkan kaca mata yang telah dibasahi oleh butiran-butiran air hujan. Dan seketika gerimis rintik pun datang, aku berlari mengejar angkutan kota yang melampaui tempat di mana aku berdiri.
Aku sampai di rumah dengan keadaan yang basah total, rambut ku basah, tubuh ku masih berkeringat air hujan. Tidak sepeti anak biasanya, sosok wanita bijaksana yang kerap kita sebut ibu datang menghampiri dan mengeringkan tubuh anaknya untuk mencegah dari penyakit. Sejak kecil, aku telah dididik oleh nenek ku, yang aku sebut oma. Aku menganggapnya bak seorang ibu bahkan ayah. Aku tak tau kemana perginya orang tua ku, yang ku lakukan setiap malam pun hanya berdoa pada Tuhan yang siaga menjaga tidurku “Tuhan, masihkah kau mendampingi setiap langkahku? Kembalikan ibu Tuhan , kembalikan Ayah. Apa maksud dan tujuan-Mu tak merelakan aku melihat wajah mereka? Apa maksud dan tujuan-Mu tak merelakan hari liburku bersama mereka??” dalam isak tangis aku berdoa. Sesekali rasa marah muncul pada mereka, tapi lagi-lagi oma berkata bijak padaku “dan suatu masalah tak kan pernah selesai jika kamu tidak pernah mencoba mencari suatu jalan lurus yang akan mengantarkan kamu dalam sebuah kebahagiaan”.
“kairaaaaa…” panggil oma dari kebun. Rumah kami tidak luas, bahkan kami hanya tinggal berdua, jadi kami tak membutuhkan ruangan luas untuk menjalankan hidup kami.
“ya omaaa…” jawab ku sambil mengeringkan rambutku.
Aku menghampiri oma di kebun, ia sedang berduduk santai sambil menikmati awan setelah hujan barusan. Oma tersenyum manis padaku dan entah apa maksudnya, ia berkata “cinta merupan rahasia, jika kamu salah mendefinisikan cinta, kamu akan terjerumus suatu hal yang akan membuat kamu jatuh bahkan sakit”.
Aku tak mengerti maksud oma, ia malah meminta ku masuk lagi ke kamar dan mengeringkan rambutku.
Hari telah berganti, mentari sambut ku di pagi hari. Aku tersenyum menyambut hari ini, yang entah akan terjadi apa padaku. Ku cium kening oma sebelum berangkat sekolah.
Sampai di sekolah tepat pukul 06.45, ku letakkan tas ransel ku dan mengambil buku untuk segera aku baca. Di sekolah, aku sudah dikenal sebagai anak yang dewasa, cerdas dan sopan. Ku tutup buku dan mencoba kembali mencerna kata-kata oma kemarin di kebun.
“punya masalah???” tanya Ranu, teman sekelas ku.
“ehmm I think no” sambil tersenyum kecil.
Ranu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan duduk di samping ku.
“are you have problem if I sit beside you??” tanya Ranu.
“no, problem”. Ranu duduk di sampingku, kami sempat berbincang sedikit walau hanya masalah sekolah.
“apa ya rencana tuhan mendatangkan Ranu?” tanya ku dalam hati.
Pelajaran pun dimulai lancar. Hingga bel pulang berbunyi,
Aku tak berniat langsung pulang ke rumah, karna cuaca kali ini cerah. Aku berniat mengunjungi toko buku kecil yang tidak jauh dari sekolahku.
Aku memilih buku yang ku anggap itu pentingg, dannn “bruuuuuuuuuukk..”
“kamu tak apa??’’ tanya pelan lelaki yang menabrakku, dan ketika aku mendengakkan kepalaku, ternyat lelaki bersuara lembut itu adalah Ranu.
Yahhh,, memang benar. Terkadang yang terjadi di luar kahendak jauh labih berbeda dibandingkan kita merancang hidup kita dan membuatnya menjadi happy ending, dan kadang dunia seakan berputar 180 derajat ketika seseorang mengenal cinta yang tanpa kalian tau, cinta menyimpan rahasia J. Aku duduk di samping Ranu, dari situ aku merasakan suatu hal yang berbeda dari seorang Ranu, yang bahkan pengetahuannya jauh lebih luas dari ku.
Ranu mengantarku hingga sampai di rumah. Dan kebetulan oma sedang menyiram beberapa bunga idamanya di kebun.
“siapa?” tanya oma agak sedikit berteriak.
“ini temen aku oma, namanya Ranu” jawab ku sembari berteriak.
Oma hanya tersenyum dan kembali focus dengan bunga indahnya.
“makasih ya Nu,” ucap ku.
“sama-sama Ra”
Aku masuk ke kamar sambil tersenyum. Dan ini lah yang sangat aku benci, aku membanting tubuh mungilku ke ranjang, ku dekap erat foto oma. Aku tersenyum bahkan hampir menangis. Ia yang mengajarkan ku untuk mengerti arti hidup, ia yang mengajarkan ku musik klasik, dan segalanya. Ia yang mendidik ku menjadi perempuan dewasa yang tegar. Dan bahkan, di kala ku sakit hanya ada dia di samping ku.
Aku mainkan piano ku, ku biarkan lantunan lagu BUNDA terdengar keras aku bermain sambil bernyanyi.
“darahh” kaget ku dan langsung menghentikn permainan piano ku. Aku tidak tegar teman, aku ini rapuh. Aku tak tau, penyakit apa yang ada di dalam tubuhku, aku begitu cepat lelah dan mimisan sering melanda pada diriku.
Hingga,,
Kini aku berbaring lemah di rumah sakit, hanya ada oma di sini. Ia mengupas kulit apel dengan tenaga yang tersisa.
Dimana ibu, wajah yang penuh dengan kehangatan yang terselip dalam paras sorang ibu. Mungkinkah ini detik-detik terakhirku hidup, dokter berkata hidup ku tak lama lagi. Dan jika itu memang benar terjadi, bagaimana dengan oma nanti??. Sudah 2 minggu aku ada di rumah sakit ini, tak kuperdulikan berapa banyak uang yang akan keluar nanti, kelak aku keluar dari rumah sakit ini. Aku hanya bisa berbaring, dan mencuci mata untuk sekedar berkeliling rumah sakit dengan kursi roda ku.
Di hari-hari ku ada Ranu, ia selalu di sampingku bagaimanapun keadaan ku kini. Dia yang memberikan semangat hidup ku berkobar kembali, ia yang menyadarkan ku ketika aku terpuruk.
“Raaa..” sapa lembut Ranu. Aku tersenyum melihat kedatangannya.
Tak dapat berbicara banyak ketika ia ada di dekap ku. Hingga, untuk kesekian kalinya aku terjatuh pinsan.
Aku koma selama 2 hari. Aku seakan di bawa dalam dunia yang berbeda. Dunia yang aneh, gelap dan kunang-kunang terus mengiringiku.
“omaa,, Kaira gimana?” tanya Ranu pada omaku.
“dia masih koma sayng,,” sambil melihat keadaan ku dari balik pintu.
“oma mau bartanya satu hal , boleh?” Pinta oma.
“silakan oma J”
“apa kamu menyayangi Kaira? Iaa ??” pertanyaan oma pada Oma.
“ehmmm..” gugup Ranu. “kenapa oma nanya gitu? Ranu jadi anehh..”
“mau membohongi perasaan kamu sendiri ?”
“ia omaa” singkat Ranu tanpa melihat wajah oma.
“kamu berani mengungkapkan itu? Sebelum sesuatu yang tidak kita inginkan terjadia pada Kaira???” tanya oma lagi.
Ranu diam, ia seakan berfikir tentang sesuatu.
“emhh, enggak tau oma. Ranu bukan seperti anak anak cowok lainnya, yang suka pacaran, atau bahakan antar jemput cewenya setiap hari! Ranu enggak punya ponsel oma, semenjak Ranu putus dari mantan Ranu, Ranu anggap ponsel itu enggak berguna! Selama ini pun Ranu omunikasi sama Kaira Cuma leat dunia maya, tapi belakangan hari ini, Ranu jarang banget komunikasi sama dia, computer Ranu rusak oma,, modem nya juga.Dan Ranu juga enggak punya kendaraan buat antar jemput Kaira 24 jam” polos Ranu yang membuat oma tersenyum.
“cinta, tidak membutuhkan harta. Harta bisa datang kalau kita mau berusaha untuk mencarinya dan menjaganya. Sama seperti cinta, dia harus dicari, atau bahkan mencari, cinta juga harus dijaga!! Yang sangat dibutuhkan adalah pengertian, dan setidaknya buat Kaira yakin, kalau kamu milik dia. Oma juga bisa merasakan pandangan yang berbeda dari Kaira untuk seorang Ranu.” Senyum oma.
“ia oma” jawab Ranu sambil menganggukkan kepalanya dan ikut tersenyum.
Hingga,,
Ranu masuk ke kamar di mana Kaira di rawat, ia menghampiri Kaira yang masih menutup kedua matanya.
“apa kamu akan terus begini? Apa pernah kamu berpikir tentang oma nanti?? Dan apa kamu udah enggak punya harapan lagi?? Buka mata kamu Ra! Disini ada Ranu! Please buka” ucap Ranu sambil menggenggam tangan Kaira. “posisi kamu enggak akan pernah terganti di hati aku Ra, ayo semangat !!! kita ukir kisah kita, kita coba buktikan pada dunia bahwa kita bisa merubah istilah cinta tidak harus memiliki! Ra, tolongg yaahh. Kamu harus tauu RA, kalau sebenernya aku sayang sama kamu” berbicara di dekat telinga Kaira.
“eggrrhhhh” pelan Kaira yang sepertinya sadar.
“Ra?? Kamu sadar??” tanya Ranu mencoba meyakinkan.
“RANUU…” tebak Kaira sangat amat pelan dan mencoba membuka lebar matanya.
“ia Ra. Ini Ranu” masih memegang tangan Kaira.
Kaira melihat tangan Ranu yang masih menggenggam lembut tangannya.
“hehhee” tawa Kaira ketika melihat tangannya, Ranu pun sentak melepasnya.
“koo dilepass ??” tanya Kaira kecewa.
“iyaaiyaaiyaaa” gerutu Ranu sambil kembali menggenggam tangan Kaira.
“bentar yah, aku panggil oma dulu. Pasti dia seneng” Ranu pun meninggalkan Kaira.
“ternyata anak kaya kamu masih bisa ngerasain cinta yahh??” heran ku dalam hati.
“kairaaaaa….” Senang oma.
Oma memelukku hangat.
“trimakasih tuhann” puji syukur oma.
Selang seminggu setelah aku dirawat, akhirnya aku sudah mulai bisa masuk sekolah.
“ranu disampingku” ucap ku dalam hati, heran dengan keadaan ini.
24 January 2010, aku tersenyum lebar. Peri cinta membisikan kata cinta” sayang kamu” untuk di sampaikan kepada ku. Inilah yang aku nanti selama ini, menanti ungkapan sayang dari seorang Ranu Awan. Trimakasih tuhan, kan kujaga cinta ini sampai kapan pun.
Inikah rahasia cintaku? Mendapatkan seorang Ranu, yang enggak se-cool mantan-mantan ku sebelumnya, tapi apa kalian tau? Kesederhanaannya yang buat aku ingin selalu di sampingnya.
The end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar